Skip to main content

CERITA DEWASA AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG

Kamu mau bacaan asik untuk buang stress? Oh iya beb, sambil baca, gimana kalo kita main tebak-tebakan? tapi dari link yang aku selipin di sela-sela cerita. Disana ada yang menarik dan seru untuk diikuti, kalo kamu beruntung, kamu bakal nemuin link nya dan akan masuk ke link aku loh... ajak temen2 kalian gabung juga, biar temen-temen yang lain pada penasaran sama link  aku... oke beb... salam sayang dari aku..



Judi deposit pulsa-Sesudah kami menikah lebih dari 15 tahun, aku merasakan adanya kurang puas istriku dalam hal hubungan seks kami selama ini. Beberapa bulan terakhir ini apabila kami berhubungan, khususnya saat-saat istriku gairahnya naik dan kemungkinan sedang menjelang orgasmenya dia selalu mengerang dan mendesahkan kata-kata,

“Gede-in dong, Mas, ayoo, gede-in lagi, Mas.. Ayyoo. Mas aku pengin lebih gede lagii..”

Dan aku mesti tanggap akan desahan macam itu. Hal itu terutama karena aku maupun istriku meyakini bahwa desahannya itu tak mungkin aku penuhi. Penisku yang, yahh.., sedang-sedang saja mungkin jauh dengan khayalan kami, aku dan istri, yang selama ini juga termasuk senang nonton BF baik VCD maupun via internet.

Kita semua tahu tontonan fantasi itu banyak memicu libido kami yang memang sering kami perlukan untuk mencari variasi dalam hubungan seks kami. Dan di sana kita menyaksikan betapa para cantik dan tampan plus perlengkapan mereka yang nempel sebagai bagian tubuhnya seperti penis, buah dada dan pantat maupun yang palsu seperti “dildo” dan sebagainya ukurannya sungguhlah ideal fantastis.

Dan itu akhirnya yang menjadi obsesi kami, termasuk yang akhirnya tersalur dalam desahan istriku tadi. Suatu malam ketika kami dalam keadaan asyik masyuk, pada saat-saat menghadapi puncak-puncak gairah birahi, kudengar kembali desahan itu,

“Mas, gede-in dongg.., ayyoo, mass.. Gedeinn.., aku pengin yang gedeeii.. Mass..”.

Ah, Surti.., benarkah ucapanmu itu..?? Benarkah ke-inginan kamu itu..?? Aku setengah bertanya dalam bisu. Aku tidak berani bertanya secara langsung.

Aku belum tahu akan risikonya apabila dia benar-benar menginginkan hal itu. Aku juga takut kalau dia benar-benar menginginkan dan aku tidak mempedulikan. Aku merinding dan gemetar kalau membayangkan dia sendiri yang mencari jalan diluar pengetahuan saya. Aku sangat takut dia melakukan selingkuh. Aku sangat mencintainya. Aku percaya, kalau dia mau, dengan gampang mendapatkan lelaki macam manapun yang dia inginkan. Kecantikan dan sensualnya akan dengan cepat membuat setiap lelaki siap memuaskan syahwatnya.

Aku sangat menderita apabila memikirkan semuanya itu. Aku demikian gelisah dan gundah hingga sering terbawa dalam mimpi-mimpiku. Hanya pada mimpiku terakhir beberapa malam yang lalu dari tidurku yang sama sekali sulit untuk nyaman, aku mendapatkan perasaan yang aneh.

Sepertinya aku sedang menyaksikan istriku digauli dan berhubungan seks dengan seorang pria yang sangat tampan. Yang aneh adalah aku merasakan birahi saat menonton Surti yang berteriak histeris dilanda nikmat syahwatnya. Sayang aku terbangun sebelum mimpiku selesai. Penisku ngaceng dan birahiku yang masih menyala-nyala mendesak-desak untuk diselesaikan. Pagi itu aku melakukan onani tangan dengan mengingat-ingat bagaimana istriku dengan penuh nafsu secara aktif meladeni segala kemauan pasangannya sebagaimana yang kusaksikan dalam mimpiku. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat saat spermaku muncrat-muncrat..

Yaa.., aku merasakan kepuasan syahwat yang luar biasa dengan mengingat gambaran istriku digauli orang lain. Sejak saat itu, aku sering onani dengan membayangkan istriku Surti, digauli lelaki lain.
Pada suatu hari saat aku beranjak pulang dari kantor, saat aku bosan dengan berbagai hal aku iseng beli “koran got”. Aku suka sebut dengan “koran got” itu karena isinya memang pantes untuk dicemplungkan ke-got saja. Isi koran itu hanya penuh berita kriminil, kecelakaan yang serem-serem atau cerita hantu atau penyelewengan suami istri yang diungkapkan secara vulgar. Tetapi koran itu sangat laris. Pembacanya adalah masyarakat kelas bawah yang memang haus hiburan seperti tukang ojek, supir metro-mini atau pedagang K-5.

Singkat cerita sesudah membaca “head line”-nya aku langsung aku membuka-buka halaman bergambar untuk sekedar pelipur lara dan tak kulewatkan juga membaca larik-larik iklan mini.

Pada kelompok iklan Panti Pijat aku baca sederet iklan.
Ternyata banyak informasi yang membuat libido bergoyang. Antara lain, lihat, Panti Surgawi, buka 24 jam, sedia pemijat cantik dan ganteng. Hubungi no. HP xx8907. Kemudian lainnya, Pijat Gairah untuk suami istri, ditanggung memuaskan, hubungi 021-8877xx. Dari sekian iklan itu tiba-tiba ada iklan yang menarik bagiku, bunyinya begini, Pijat Sehat hubungi Pria, Ramon, usia 28 tahun, turunan Arab, tinggi 175 cm, berat 65 kg, tampan, berkumis dan bulu dada, size 18/5, ditanggung memuaskan. Bisa dipanggil ke rumah atau hotel. Hubungi 24 jam, HP no. 0818xx.

Ah, aku jadi langsung ingat istriku. Aku mau tunjukkan padanya iklan macam itu. Aku pengin tahu, adakah macam itu yang memang dia butuhkan. Yah, tetapi aku tetap harus hati-hati, agar tidak meninggung perasaannya. Cari” timing”-lah.

Tadi malam aku kembali mendengar desahan itu. Saat-saat aku konsentrasi untuk melepas spermaku dia kembali,

“Gede-in Mas, ayoo.., gede-in dulu Mas.. Yang gede yang enak, Mas..”.

Bagaimana mungkin? Dan aku terus saja mengayunkan kemaluanku yang pas-pasan ukurannya ini hingga spermaku tumpah ke liang vaginanya.

Tetapi kali ini ada yang aku cemaskan.

Kali ini dia, Surti istriku ini mengakhiri hubungan seks tanpa mendapatkan orgasmenya sama sekali. Aku tahu itu. Aku tahu apabila dia mendapatkannya dia akan menunjukkan luapan emosi syahwat yang nyata banget. Tetapi kali ini tidak. Dan itu nampak membuatnya kecewa dan menderita. Dan akhirnya kami tidak bisa tidur hingga larut malam. Pada kesempatan itulah aku tunjukkan padanya koran yang kubeli dan kusimpan untuknya.
“Bagaimana, Ma, kalau itu kita coba saja? Mama percaya nggak ada iklan ini?”

Istriku ini sesungguhnya sangat pemalu, termasuk di depan aku suaminya. Walaupun dia baca juga iklan itu dia nggak akan menjawabnya untuk tawaranku macam ini. Dan akulah yang harus mengerti sendiri jawabannya. Dan ada satu hal lagi, yang rasanya kini justru datang dari aku sendiri. Kebiasaanku onani dengan membayangkan lelaki lain menyetubuhi istriku Surti mendorong syahwatku untuk melihat secara nyata kejadian itu.

Aku ingin mimpi-mimpiku itu menjadi kenyataan. Duhh.. Gigiku gemelutuk menggigil dan gemetar dengan apa yang mungkin akan terjadi..
Aku jumpa istriku saat sama-sama kuliah di UKI. Dia adalah yuniorku dengan selisih 3 tahun kuliah. Surti, demikian panggilannya, memiliki postur tubuh yang langsing dan getas. Dengan warna kulitnya yang coklat kuning, dia masih termasuk punya darah biru. Kecantikannya dikenal di seputar kampus. Dari sekian pesaing, akulah yang beruntung menjadi pemenangnya untuk mengajak ke pelaminan.

Orang tuanya masih ada hubungan sebagai cucu raja Jawa, entah dari permaisuri atau selir yang ke sekian. Dengan tinggi yang 167 cm dan berat 55 kg, dia nampak sangat sportif dan lincah. Sepintas posturnya mengingatkan figure Dyah Permatasari yang bintang sinetron itu. Dua orang anak hasil perkawinan kami dibesarkan di Solo sesuai dengan keinginan mertua kami agar lebih mengenal tradisi dan budayanya.

Di Jakarta kami masing-masing punya kegiatan dan bekerja. Kami memiliki cukup materi dan lingkungan social yang baik. Kami sama-sama sepakat bersikap demokrat dan liberal dalam memandang liku-liku kehidupan ini. Kami terbiasa berfikir positip dalam banyak hal. Dalam hal hubungan seks, saat ini kami lakukan sebagai penyaluran kebutuhan biologis semata. Dan itu kami lakukan dengan semangat rekreasi dengan penuh kesenangan.

Dan untuk masalah iklan tadi kini aku nggak akan tanya untuk yang ke 2 kali. Aku cukup lihat cahaya di matanya. Aku tahu aku harus mengambil inisiatip. Artinya dia mempercayakan padaku dan aku bertanggung jawab atas apapun risiko yang akan dihadapi. Saat itu pula, jam 23.35 WIB, tanpa ambil risiko memakai nomer telpon rumah, aku putar no. HP-nya melalui HP-ku.

Sesaat kemudian ada jawaban. Ternyata aku berhadapan dengan mesin rekaman yang minta agar aku merekam pesanku pada HP-nya. Aku lakukan dengan cukup mengatakan, “Hubungi kami segera”.

Ternyata tidak sampai 10 menit HP-ku bergetar. Aku memandang istriku, tetapi dia nampak acuh saja. Kuraih HP dan kubuka jawaban, “Hallo”.

Benar, aku menghadapi dan berbicara dengan Ramon. Dia minta maaf tidak segera membuka HP-nya karena kebetulan sedang membereskan buku-bukunya. Dia ceritakan bahwa saat ini sedang melanjutkan kuliah untuk meraih S2-nya. Dia seorang arsitek. Dia memang memerlukan dana untuk kelanjutan kuliahnya. Dia menyerahkan padaku di mana dan kapan kami sama-sama jumpa. Dan dia sangat tahu problem macam kami. Dia akan berusaha sebisanya untuk menolong kami, katanya. Ah, kedengarannya santun dan intelek banget. Benarkah?

Aku ceritakan pembicaraanku dengan Ramon pada istriku. Dia tetap saja menunjukkan ke-acuhannya. Tidak menolak dan tidak meng-iya-kan. Mungkin dia malu untuk menunjukkan girangnya. Siapa tahu.
Aku janji besok untuk mendapatkan konfirmasi tempat di mana yang paling nyaman dan aman. Kami tidak ingin hal macam ini mesti ketemu orang lain yang kami kenali.

Hotel IBS, kamar 534 & 535
Sesudah berpikir-pikir dan berputar-putar akhirnya aku memilih yang paling aman dan nyaman, Hotel IBS berbintang 4, yang terletak di seberang perempatan Manggala Wana Bhakti. Hotel itu merupakan group hotel Internasional. Hotelnya tersebar di seluruh dunia.

Di Jakarta mungkin ada 3 atau 4 hotel dari group dan nama yang sama. Sesudah konfirmasi dengan istriku, OK atau tidak nya, kemudian dengan Ramon untuk menetapkan waktu dan tempatnya, aku pastikan untuk booking 2 kamar connecting door dengan no. 534 & 535. Ini sebetulnya permintaan istriku, yang akhirnya keluar juga omongannya, alasannya nanti dia akan ceritakan saat ketemu sore nanti.

Dengan cara rasional dan praktis saja, aku dan istriku sepakat ketemu di restoran hotel jam 19.00 wib. Kupikir ada baiknya si Ramon juga kami temui dulu di tempat tersebut. Jadi kami sama-sama makan malam sekalian.

Ternyata aku dan Ramon datang lebih dulu. Istriku belakangan karena terjebak macet dari kantornya yang di jalan Sudirman. Sementara menunggu aku sempat sedikit memberikan introduksi kepada Ramon bagaimana kami sebagai suami istri. Aku tidak tahu apakah hal ini ada gunanya. Dan yang lebih penting lagi, ternyata Ramon ini orangnya sangat “handsome” dan nampak cerdasnya.

Dari ceritanya yang tak terlampau banyak, aku tahu bagaimana dia memandang hidup ini juga pragmatis dan positip saja. Jadinya tidak begitu beda dengan kami. Mengenai usia istriku yang hampir 38 tahun, lebih tua 10 tahun dari dia, bagi Ramon nggak masalah.

Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jasa untuk Ramon tidak ada masalah. Dia akan tidur menemani istriku hingga besok pagi. Dan, sesuai dengan yang tersebut dalam iklannya, dia juga tawarkan kepadaku kemungkinan untuk “threesome”, bersama bertiga dalam satu ranjang. Jawabanku adalah, untuk yang pertama ini biarlah aku menyaksikan saja dari balik pintu kamar sebelahnya.

Nampak istriku di ambang pintu restoran mencari kami dan kemudian mengajukan langkahnya. Duh, cantik benar Surtiku ini. Mungkin dia datang terlambat untuk ke salon mempercantik diri dulu. Lihatlah, lantai granit restoran yang mengkilat ini membuat bayangan tubuhnya bak peragawati sedang melangkah-langkah di “catwalk”-nya. Dia benar-benar bidadari.

Dan sesaat sesudah istriku datang dan sejenak duduk, sambil bersalaman kenalan dengan spontan penuh kekaguman Ramon membisikkan padanya bahwa “Jeng Surti” amatlah cantik. Hal ini menjadi sangat penting dalam perjalanan petualangan ini selanjutnya.

Pulsa online-Sikap istriku langsung cair yang ditunjukkan dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Panggilan “jeng” yang lekat dengan budaya Solo ini membuatnya langsung akrab antara ke-duanya. Ramon ini sangat paham psikologi orang rupanya. Tentu saja, walaupun kobaran cemburuku menyala, hatiku gembira melihat perkembangan yang terjadi.

Syahwatku mengaliri urat-urat darahku. Kini aku sangat ingin selekasnya menyaksikan bagaimana istriku ini digauli orang lain. Aku pengin melihat bagaimana dia menerima kenikmatan syahwat yang akan diberikan Ramon padanya. Aku pengin lihat bagaimana wajahnya yang terhanyut dalam ayunan gairah libido bukan dengan aku, suaminya. Dan aku pengin lihat, bagaimana istriku menikmati kemaluan Ramon yang gede itu. Ahh.., rasanya celana dalamku menyesak.




Link alternatif  AGEN JUDI ONLINE QQPUMA :👇
www.qqpuma2.com
www.qqpuma3.com
www.qqpuma4.com

versi mobile/android/handphone
m.qqpuma2.com
m.qqpuma3.com
m.qqpuma4.com

Silahkan Hubungi kami hanya di :
+63 9455935048


 link alternatif :

Silakan komen dan tinggalkan no HP untuk dihubungi kembali apabila ada Bonus atau Promo yang menarik untuk anda semua,Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

CERITA DEWASA BESARNYA TONGKAT PAK SATPAM

Situs judi terpercaya -Pembaca tentu masih ingat ceritaku tentang Anna yang berjudul “Aku Jadi Ketagihan” beberapa saat yang lalu. Kali ini aku diminta salah satu pembacaku untuk menuliskan pengalamannya yang ia kisahkan melalui e-mail dan SMS. Nah beginilah kisah selengkapnya yang merupakan petualangan penutur setelah “Sebuah Kesalahan” yang dimuat beberapa bulan lalu. Para pembaca tentu masih ingat aku, Reni, yang pada kisah “Sebuah Kesalahan” telah terjebak dalam pusaran gairah seorang pengojek di kepulauan di Sumatra saat ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah bank BUMN. Bagi yang belum pernah membaca akan saya perkenalkan lagi diri saya, nama saya Reni (samaran), saat ini usia 28 tahun. Kata orang saya memiliki segalanya baik itu kekayaan, kecantikan dan keindahan tubuh yang menjadi idaman setiap wanita. Dengan tinggi 165 cm dan berat 51 kg menjadikanku memiliki pesona bagi lelaki mana saja. Apalagi wajahku boleh dibilang cantik dengan kulit kuning langsat dan rambut seb

CERITA DEWASA VAGINAKU DIEMUT MURIDKU

Judi deposit pulsa -Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S. Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur. Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena San

CERITA DEWASA SEKS 2 IN 1

Situs judi online - Seperti halnya sore itu, Ketika aku baru pulang kuliah, kulihat kamar Evi terbuka tetapi tidak ada orang didalamnya. Karena situasi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya dan mendengar ada yang sedang mandi dan akupun menutup pintu kamar Evi. Sudah seminggu lebih aku menginap di Denpasar karena sedang ujian akhir. Setelah pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi. "Vi, lagi mandi yah? tanyaku basa-basi. Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun melanjutkan. "Kamu marah yah Vi?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Vi. Aku akan cium kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku akan. "Mandi kucing kan kamu Vi mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki." Rayuku. Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. "Vi, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Aku akan cium